Thursday, December 22, 2016

Penyakit yang Sering Menyerang Ternak Sapi

mamashealth.com

Budidaya sapi tentu tidak terlepas dari kendala-kendala maupun penyakit. Sakit sendiri merupakan kondisi terserangnya tubuh sehingga tidak mampu berfungsi dengan baik. Penyakit pada sapi bisa disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, maupun kesalahan manajemen. Berikut adalah beberapa penyakit yang menyerang ternak sapi:
Kembung
Kembung adalah kondisi membesarnya rumen karena gas akibat tidak terjadinya proses eruktasi, baik eruktasi yang disebabkan oleh gas bebas yang ada dalam rumen maupun gas yang terperangkap dalam busa-busa dalam rumen sapi. Kembung diciri-cirikan dengan gejala membesarnya perut bagian kiri dan bila dipegang cukup keras, ternak sulit bernapas, nafsu makan menurun, ternak gelisah, hingga tidak dapat berdiri. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kembung adalah tidak memberikan hijauan segar apalagi yang muda di pagi hari, memberikan hijauan yang kering atau sudah dilayukan dahulu, serta hijauan yang diberikan sebaiknya tidak berukuran terlalu kecil untuk memperlambat kerja mikroorganisme rumen. Kembung dapat mengakibatkan kematian apabila tidak segera ditangani. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengobati sapi yang kembung, antara lain : penggunaan obat anti foam atau anti busa atau dapat diganti dengan minyak goreng juga minyak kelapa, penggunaan stomach tube atau sonde lambung, pelubangan perut sapi menggunakan trokar, maupun menggunakan berbagai resep obat tradisional.
PMK (Penyakit Mulut dan Kuku)
Penyakit mulut dan kuku adalah penyakit menular yang menyerang hewan berkuku genap dengan gejala klinis terdapat lepuh-lepuh berupa tonjolan bulat yang berisi cairan limfe pada rongga mulut, lidah sebelah atas, bibir sebelah dalam, gusi, langit-langit, lekukan antara kaki dan di ambing susu. PMK disebabkan oleh virus tipe O dengan ukuran 10-20 milimkikron. PMK berdampak pada menurunnya produktivitas kerja ternak, penurunan bobot hidup, serta gangguan fertilitas. Pengobatan dilakukan dengan memberikan antibiotik.
Pink Eye
Pink Eye adalah penyakit mata menular dengan gejala klinis mata ternak memerah, peradangan pada konjungtiva, dan kekeruhan pada kornea mata. Penyakit ini menimbulkan kerugian karena sapi yang terinfeksi Pink Eye akan mengalami penurunan berat badan, susu sapi perah yang terinfeksi Pink Eye juga harus dibuang. Pink Eye pada sapi paling sering disebabkan oleh bakteri M. Bovis dan Neisseria catarrhalis. Pengobatan Pink Eye dapat dilakukan dengan pemberian penicillin, streptomycin, gentamycin, dll. Secara tradisional penyakit ini bisa diatasi dengan pemberian air perasan jeruk purut pada mata yang terserang Pink Eye. Sementara itu pencegahannya bisa dilakukan dengan sanitasi kandang secara teratur, vaksinasi, menjaga kualitas pakan, dan menjaga kepadatan kandang. Sapi yang terkena Pink Eye parah sebaiknya dihindarkan dari paparan sinar matahari langsung serta diisolasi karena Pink Eye dapat menular melalui sekresi mata atau secara tidak langsung melalui vektor lalat, debu, dan percikan air yang tercemar oleh bakteri.
Anthrax
Anthrax adalah penyakit infeksi menular akut, ia termasuk dalam zoonosis, disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, yakni bakteri yang memiliki kemampuan menghasilkan endospora tinggi sehingga kebal terhadap desinfektan. Gejala klinis Anthrax adalah suhu tubuh 41-42˚C, kehilangan nafsu makan, edema di sekitar leher, hidung, kepala, dan scrotum, serta keluarnya darah dari telinga, hidung, dan anus. Sapi yang terinfeksi Anthrax akan mati dalam waktu 1-3 hari. Bangkai sapi yang mati karena Anthrax harus diperlakukan secara hati-hati, manusia jangan sampai melakukan kontak langsung. Bangkai biasanya dikubur atau dibakar. Pencegahan penyakit Anthrax dapat dilakukan dengan vaksinasi, sanitasi yang baik, serta menghindari pemberian hijauan beserta rumputnya. Pengobatan bisa dilakukan dengan antibiotik spektrum luas semacam Penisilin G, Oxytetracyclin, dan Streptomycin.
Scabies
Scabies atau kudis adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei dan menyerang 40 spesies hewan termasuk sapi. Gejala scabies meliputi peradangan dan pembentukan eksudat serta timbulnya rasa gatal. Keropeng pun terbentuk ketika ternak menggosokkan tubuhnya sehingga menimbulkan luka. Terjadi pula keratinasi dan proliferasi yang berlebihan sehingga terjadi penebalan kulit dan pengkeriputan. Hal ini menimbulkan sapi yang terkena Scabies mengalami kerontokan bulu. Nafsu makan sapi pun terganggu. Sapi yang terinfeksi Scabies bisa mati karena malnutrisi. Pengobatan Scabies bisa dilakukan pada kulit, secara oral, maupun paranteral. Obat yang cukup ampuh bagi Scabies adalah Ivermectin yang bisa diberikan secara subkutan maupun oral. Pencegahan Scabies bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan kandang serta pengawasan bagi ternak yang baru masuk. Dikarenakan Scabies ini menular, maka ternak yang terinfeksi Scabies sebaiknya diisolasi dari ternak yang lain.

No comments:

Post a Comment

author
Reyki Reyvalda
Sedikit bisa desain, resep mengbal, bageur, bener, pinter. Mau kaos hadé? Cék didieu lur!