Thursday, December 22, 2016

Domestikasi Hewan Ternak

emaze.com

Pernah nggak kamu memikirkan dari mana asalnya hewan ternak? Pernahkah kamu melihat film dokumenter yang menampilkan betapa kuat dan liarnya bison atau kijang di alam aslinya? Jadi bagaimana bisa ada hewan yang besar dan kuat namun penurut dan jinak seperti sapi?
 Domestikasi adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu. Domestikasi berarti penjinakan yang dilakukan pada populasi hewan tertentu untuk kemudian dibudidayakan demi kebutuhan manusia. Berbeda dengan penjinakan, domestikasi dilakukan dalam skala besar. Perlakuan-perlakuan dalam domestikasi sering kali menciptakan spesies-spesies baru.
Kita sering melihat lukisan gua dari zaman batu yang menggambarkan manusia purba sedang memegangi tali leher hewan menyerupai serigala yang menuntun manusia melangkah maju. Nenek moyang kita merupakan pemburu dan faktanya, hewan pertama yang didomestikasi adalah anjing, yang berasal dari serigala abu-abu. Hal ini diperkirakan terjadi pada 10.000 tahun lalu, tepatnya di benua Eropa. Baru setelah manusia memiliki kawan berburu, hewan-hewan mamalia seperti domba, sapi, babi, dan kuda berhasil didomestikasi.
Bisa dibilang, domestikasi adalah salah satu penemuan terpenting dalam peradaban manusia. Tanpa domestikasi hewan ternak, ada kemungkinan kita masih terus berburu dengan gaya hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya (nomaden). Bahkan diprediksi spesies manusia membludak, karena memiliki kemampuan bertahan yang kuat akibat fisik super berkat pengaruh evolusi.
Domestikasi hewan ternak menghilangkan sifat-sifat liar pada hewan liar, memperbaiki keturunannya melalui pemuliaan, serta memperbanyak populasinya. Akhirnya kegiatan berburu tidak lagi menjadi  satu-satunya cara untuk mendapatkan makanan. Manusia mulai menggunakan waktu senggangnya untuk mengembangkan berbagai aspek dalam kehidupannya, seperti sains, teknologi, dan kehidupan sosial.
Pemilihan hewan untuk didomestikasi sebagai hewan ternak pun tidak dilakukan sembarangan. Hewan-hewan ini diternakkan karena mereka memakan sumber makanan yang mudah didapat. Selain itu tingkah laku alami mereka tidak agresif atau membahayakan manusia, yang mana sifat itu begitu dominan pada Buffalo Afrika dan Bison Amerika. Syarat ketiga adalah hewan-hewan tersebut tidak gampang panik, hal ini yang menjadi alasan kita tidak mendomestikasikan spesies rusa. Syarat keempat adalah hewan-hewan ini mencapai usia dewasa secara cepat sehingga cepat pula perkembangbiakannya. Dari poin keempat kita akhirnya tahu mengapa kita tidak mendomestikasikan gajah. Syarat kelima adalah hewan-hewan ini mau melaksanakan perkawinan dalam kandang, hewan-hewan seperti cheetah tidak didomestikasi karena sebelum kawin jantan dan betina biasa melaksanakan ritual berlari bersama dalam jarak yang cukup jauh. Syarat keenam adalah terdapat hirarki sosial dalam kehidupan spesies. Keberadaan ratu dalam kawanan lebah memudahkan manusia untuk mendomestikasikan lebah.
Domestikasi hewan ternak memberikan dampak yang begitu besar dalam kehidupan manusia. Namun dibalik kelebihan dan kemudahan yang kita peroleh, ternyata domestikasi juga memberikan dampak yang negatif pada manusia. Akhir-akhir ini sektor peternakan dituding sebagai sektor yang tidak ramah lingkungan, belum lagi berbagai zoonosis yang muncul dan mulai menyerang manusia. Hal ini sungguh tidak terelakkan, sebab domestikasi hewan ternak sudah menjadi suatu budaya yang nyaris tidak mungkin dihilangkan. Namun bisa dibilang kita masih bisa berharap bahwa manusia dengan pengetahuan dan teknologi sebagai senjata, tidak melakukan usaha bertahan hidup yang justru pada akhirnya memusnahkan spesiesnya sendiri. 

No comments:

Post a Comment

author
Reyki Reyvalda
Sedikit bisa desain, resep mengbal, bageur, bener, pinter. Mau kaos hadé? Cék didieu lur!