Leucocytozoonosis merupakan penyakit protozoa yang menyerang darah dan sel jaringan organ dari ternak unggas.
Etiologi
Leucocytozoonosis disebabkan oleh parasit protozoa dari genusLeucocytozoon sp. Terdapat 6 spesies yang diketahui yaitu L. cauleryi, L. sabrasi, L. simondi, L. smithi dan L. schoutedeni.
Patogenesa
L. chauleryi hanya menyerang ayam dan yang berperan sebagai vektor adalah Culicoides arakawai, C. circumscriptus dan C. odibilis.
Kematian unggas disebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah oleh parasit.
Epidemiologi
Distribusi geografis
Leucocytozoonosis tersebar luas di dunia. Di Jepang penyakit ini bersifat epizootic terutama pada musim panas. Di Indonesia terjadi hamper di seluruh daerah.
Jenis Unggas Terserang
Penyakit ini menyerang berbagai jenis unggas. L. cauleryi dan L. sabrezi menyerang ayam, C. simondi menyerang itik dan angsa.L. smithi menyerang kalkun.
Cara Penularan
Penularan terjadi secara tidak langsung, memerlukan induk semang antara yaitu serangga dari genus Culicoides terutama C. arakawai.
Morbiditas dan Mortalitas
Tingkat morbiditas pada ayam berumur di bawah satu bulan mencapai 80-100 % dan mortalitas 50-80 %, pada ayam dewasa morbiditas kurang dari 80 % dan mortalitas 5-13 %.
Gejala Klinis
Ayam-ayam terserang ditandai dengan nafsu makan menurun, depresi, anemia, leleran dari mulut, lumpuh, diare dengan tinja berwarna kuning kehijauan, muntah darah dan produksi telur serta daya tetas menurun.
Diagnosa
Penyakit dapat didiagnosa langsung dari pemeriksaan mikroskopis dan identifikasi gametosit dalam preparat ulas darah atau schizont di dalam jaringan yang diwarnai dengan brilliant cresyl blue.
Pencegahan
- Ayam terserang penyakit dipisah, kandang dibersihkan dan didesinfeksi.
- Melakukan sanitasi kandang ( kandang dibersihkan,dicuci dan disemprot dengan Antisep, Formades atau Sporades), membatasi tamu, mencegah hewan liar dan hewan peliharaan lain masuk ke lingkungan kandang.
- Peralatan peternakan (tempat ransum, tempat minum, dll) dicuci sampai bersih. Rendam minimal 30 menit dalamMedisep 15 m/10 liter air, dilakukan 4 hari sekali.
Leucocytozoonosis disebabkan oleh parasit protozoa dari genusLeucocytozoon sp. Terdapat 6 spesies yang diketahui yaitu L. cauleryi, L. sabrasi, L. simondi, L. smithi dan L. schoutedeni.
Patogenesa
L. chauleryi hanya menyerang ayam dan yang berperan sebagai vektor adalah Culicoides arakawai, C. circumscriptus dan C. odibilis.
Kematian unggas disebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah oleh parasit.
Epidemiologi
Distribusi geografis
Leucocytozoonosis tersebar luas di dunia. Di Jepang penyakit ini bersifat epizootic terutama pada musim panas. Di Indonesia terjadi hamper di seluruh daerah.
Jenis Unggas Terserang
Penyakit ini menyerang berbagai jenis unggas. L. cauleryi dan L. sabrezi menyerang ayam, C. simondi menyerang itik dan angsa.L. smithi menyerang kalkun.
Cara Penularan
Penularan terjadi secara tidak langsung, memerlukan induk semang antara yaitu serangga dari genus Culicoides terutama C. arakawai.
Morbiditas dan Mortalitas
Tingkat morbiditas pada ayam berumur di bawah satu bulan mencapai 80-100 % dan mortalitas 50-80 %, pada ayam dewasa morbiditas kurang dari 80 % dan mortalitas 5-13 %.
Gejala Klinis
Ayam-ayam terserang ditandai dengan nafsu makan menurun, depresi, anemia, leleran dari mulut, lumpuh, diare dengan tinja berwarna kuning kehijauan, muntah darah dan produksi telur serta daya tetas menurun.
Diagnosa
Penyakit dapat didiagnosa langsung dari pemeriksaan mikroskopis dan identifikasi gametosit dalam preparat ulas darah atau schizont di dalam jaringan yang diwarnai dengan brilliant cresyl blue.
Pencegahan
- Ayam terserang penyakit dipisah, kandang dibersihkan dan didesinfeksi.
- Melakukan sanitasi kandang ( kandang dibersihkan,dicuci dan disemprot dengan Antisep, Formades atau Sporades), membatasi tamu, mencegah hewan liar dan hewan peliharaan lain masuk ke lingkungan kandang.
- Peralatan peternakan (tempat ransum, tempat minum, dll) dicuci sampai bersih. Rendam minimal 30 menit dalamMedisep 15 m/10 liter air, dilakukan 4 hari sekali.
- Majukan dan mundurkan jadwal desinfeksi jika harinya bertepatan dengan jadwal vaksinasi.
Usaha peternakan dikelola dengan baik sehingga tercipta suasana nyaman bagi ayam ,jumlah dalam kandang tidak terlalu padat, litter jangan berdebu dan lembab. Ventilasi kandang cukup dan sedapat mungkin dilaksanalan sistem all in all out.
- Diusahakan tidak terlalu banyak lalat (culicoides) dan nyamuk (simulium). Semak-semak ataupun tempat-tempat yang menggenang harus dihindari. Air minum hendaknya rutin diganti setiap hari agar tidak dijadikan tempat berkembangbiaknya nyamuk.
Pengobatannya
Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan klopidol 0,0125-0,0250 % yang dicampurkan dalam pakan, dan dilaporkan efektif untuk pengobatan L. chauleryi dan L. smithi.
Pemberian pyrimethamine 1 ppm dicampur dengan sulfonamide 10 ppm efektif untuk mencegah L. simondi. Pengendalian larva vector Simulium dan L. smithi dengan granul Abate Celatom dilaporkan efektif.
Usaha peternakan dikelola dengan baik sehingga tercipta suasana nyaman bagi ayam ,jumlah dalam kandang tidak terlalu padat, litter jangan berdebu dan lembab. Ventilasi kandang cukup dan sedapat mungkin dilaksanalan sistem all in all out.
- Diusahakan tidak terlalu banyak lalat (culicoides) dan nyamuk (simulium). Semak-semak ataupun tempat-tempat yang menggenang harus dihindari. Air minum hendaknya rutin diganti setiap hari agar tidak dijadikan tempat berkembangbiaknya nyamuk.
Pengobatannya
Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan klopidol 0,0125-0,0250 % yang dicampurkan dalam pakan, dan dilaporkan efektif untuk pengobatan L. chauleryi dan L. smithi.
Pemberian pyrimethamine 1 ppm dicampur dengan sulfonamide 10 ppm efektif untuk mencegah L. simondi. Pengendalian larva vector Simulium dan L. smithi dengan granul Abate Celatom dilaporkan efektif.
No comments:
Post a Comment